|
Pada dasarnya, komputer baru bisa bekerja kalau ada
aliran listrik yang mengalir didalamnya. Dalam hal ini, aliran listrik
yang mengalir ternyata memiliki dua kondisi, yaitu kondisi ON yang berarti ada arus listrik, dan kondisi OFF yang
berarti tidak ada arus listrik. Berdasar hal tersebut kemudian dibuat
perjanjian, bahwa kondisi ON diberi lambang 1 (angka satu), dan kondisi
OFF diberi lambang 0 (angka nol).
|
|
Seluruh data yang berupa angka, abjad ataupun special
character kemudian ditulis dalam rangkaian kombinasi 0 dan 1, misal
angka 5 ditulis dalam bentuk 000101 dan huruf D ditulis dalam 110100.
Pabrik komputer membuat seluruh terjemahan ini dalam bentuk rangkaian
elektronik yang tersimpan didalamnya.
|
|
Dengan demikian, seandainya kita kemudian memasukkan
tulisan yang berbunyi: I LOVE YOU melalui keyboard, tulisan ini secara
otomatis akan diterjemahakan kedalam bentuk 1 dan 0 oleh komputer.
|
|
Agar bisa dibaca oleh manusia, hasil terjemahan ini
kemudian diterjemahkan kembali kedalam bentuk dan huruf ataupun angka
seperti asalnya, dan kemudian dikeluarkan melalui layar monitor.
|
|
Karena hanya memiliki 2 angka dasar, yaitu 0 dan 1,
maka sistem bilangan semacam ini kemudian dikenal sebagai sistem
bilangan biner (binary number). Untuk perbandingan, sistem bilangan
yang telah kita kenal disebut sebagai sistem bilangan desimal; Disebut
desimal karena memiliki angka dasar yang berjumlah 10, yaitu 0, 1, 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
|
| ...no image yet... |
a. Sistem Bilangan Desimal
Sistem bilangan yang selama ini kita kenal adalah
sistem bilangan desimal, dimana sistem bilangan desimal ini memiliki
angka dari 0 hingga 9, dengan jumlah bilangan mencapai 10 buah. Dalam
contoh terlihat, bahwa angka 3675 bisa diartikan sebagai (5X101) + (7X101) + (6X102) + (3X103). Angka 10 merupakan jumlah angka dasar yang dimiliki oleh bilangan desimal.
|
|
b. Sistem Bilangan Binary
Karena sistem bilangan binary hanya memiliki angka 0
dan 1 saja, maka nilai 11010 dalam bilangan biner dapat diartikan
sebagai: (0X20) + (1X21) + (0X22) + (1X23) + (1X24) = 26. Angka 2 merupakan jumlah angka dasar yang dimiliki oleh bilangan biner
|
| ...no image yet... |
Untuk mengkonversikan bilangan desimal ke-binary,
maka langkah yang bisa dilakukan adalah : a. Apabila bilangan tersebut
bisa dibagi dengan 2, maka hasilnya ditulis 0 pada sisi sebelah kanan
(lihat gambar disebelah).Tetapi apabila tidak, maka angka 1 yang
ditulis.
|
|
Untuk melakukan penambahan pada bilangan binary,
langkah yang dilakukan adalah sama dengan langkah penambahan pada
bilangan desimal. Karena angka tertinggi yang dimiliki hanyalah angka 1,
maka seandainya pada penjumlahan tersebut mehasilkan angka 2, maka
akan ditulis 0 dengan catatan masih menyimpan 1. Seandainya pada
penjumlahan menghasilkan angka 3, maka akan ditulis 1 dan masih
menyimpan 1 (lihat contoh).
|
| ...no image yet... |
Apabila dalam melakukan pengurangan ternyata angka
yang dimiliki masih kurang nilainya, maka bisa diambil langkah dengan
cara meminjam angka yang berada disebelah kiri. 1 angka apabila
dipinjam/dipindah keposisi kanan, akan mempunyai nilai 2 (lihat contoh).
|
|
Langkah yang dilakukan pada saat perkalian pada
bilangan binary juga sama dengan langkah yang dilakukan pada bilangan
desimal. Hal ini bisa dilihat pada contoh yang ada.
|
| ...no image yet... |
Prinsip pembagian pada bilangan binary juga tidak
berbeda dengan prinsip pembagian pada bilangan desimal. Hal ni bisa
terlihat pada contoh yang ada.
|
|
c. Sistem Bilangan Octal dan Hexadesimal
Selain menggunakan sistem binary, komputer juga
menggunakan sistem bilangan octal, dimana mempunyai jumlah bilangan
dasar sebanyak 8 dan sistem bilangan hexa-desimal yang mempunyai
bilangan dasar sejumlah 16. Susunan angka yang dimiliki kedua bilangan,
seperti yang nampak pada gambar.
|
|
Walaupun demikian, komputer tetap bekerja
dengan menggunakan sistem binary. Angka dasar 8 dan 16 hanya dibutuhkan
saat mengubah dari atau menjadi binary, dan dengan cara ini memungkin
penulisan menjadi lebih ringkas dari nilai sebenarnya yang ada didalam
memory komputer. Octal senantiasa ditulis dalam tiga angka dan hexa
desimal dalam empat angka.
|
|
Sistem bilangan Octal memiliki angka sebanyak 8 buah,
yaitu dari angka 0 hingga 7. Untuk membuat konversi bilangan dari Oktal
ke-desimal, digunakan angka dasar 8, karena sesuai dengan jumlah angka
yang dimilikinya.
|
| ...no image yet... |
Karena jumlah angka yang dimiliki oleh bilangan ini
jumlahnya 16, maka angka 16 inilah yang dijadikan dasar untuk konversi
ataupun perhitungan-perhitungan lainnya.
|
|
d. System BCD
Pada awalnya, system BCD (Binary Coded Decimal),
menggunakan 4-bit guna menyajikan bilangan desimal. Setiap digit didalam
bilangan desimal, akan dirubah kedalam bentuk 4-bit binary. sebagai contoh, bilangan 3752 didalam bilangan desimal, akan diubah menjadi 0011 0111 0101 0010.
|
|
Karena dianggap tidak efisien, yaitu hanya sanggup menampung data sebanyak 2
|
|
f. System EBCDIC
EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange
Code) menggunakan 8-bit guna menyajikan data yang ada. Dengan adanya
8-bit ini, tentu saja jumlah data yang disajikan menjadi lebih besar,
yaitu sebanyak 28 atau 256 kombinasi. 4 karakter yang berada
disebelah kiri disebut sebagai zone-bits, dan 4 karakter sisanya
disebut sebagai numerik bits. Kode-kode ini banyak digunakan oleh
komputer IBM ataupun peralatan yang menggunakan standart IBM.
g. System ASCII
ASCII (American Standart Code for Informa tion
Interchange), menggunakan 7-bit guna menyajikan beberapa data. Sistem
ini digunakan oleh beberapa pabrik komputer secara bersama-sama
sehingga menghasilkan suatu standart yang baku untuk semua jenis
komputer. Walaupun ASCII menggunakan kode 7-bit , tetapi dalam
pelaksanaannya tetaplah 8-bit yang digunakan. Sebab masih menggunakan
extra bit yang digun
|
Rabu, 04 Desember 2013
Sistem Bilangan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar