Indonesia merupakan negara yang beberapa kali dijajah bangsa lain.
Penjajahan merupakan perwujudan dari nafsu serakah. Kegiatan penjajahan
akan mengakibatkan bangsa yang dijajah hidup dalam sengsara karena
hukum-hukum atau aturan yang diberlakukan pada masyarakat adalah hukum
atau aturan yang menguntungkan pada penjajah.
Kedatangan penjajah di Indonesia semula tidak menampakkan sikap sebagai
penjajah, mereka datang pertama kali seolah-olah sebagai pedagang,
misalnya Spanyol dan Portugis serta Belanda. Namun ada penjajah yang
datang ke Indonesia secara terang-terangan dalam rangka ekspansi wilayah
sekaligus mengeruk hasil bumi Indonesia.
Misalnya Inggris dan Jepang. Maka bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
dijajah mengalamai berbagai macam penderitaan seperti kehidupan yang
serba kekurangan pada hal mereka sendiri yang mengolah alam dan
membuahkan hasil yang berlimpah, namun hasil itu diambil oleh penjajah.
Bangsa Indonesia hanya memiliki peralatan yang sederhana bahkan jauh
dari Indonesia hanya memiliki peralatan yang sederhana bahkan jauh dari
kehebatan senjata yang dimiliki penjajah.
Bangsa Indonesia setiap hari dari waktu ke waktu senantiasa dijadikan
boneka oleh penjajah yang harus mau menuruti semua keinginan yang
diperintahkan penjajah. Dan banyak lagi penderitaan bangsa Indonesia
ketika penjajah menginjakkan kaki dan mengeluarkan kukunya di muka bumi
Indonesia.
Umat Islam pada mulanya sudah menyadari akan kegiatan penjajah yang akan
merugikan bangsa Indonesia. Akan tetapi umat Islam saat pertama
penjajah datang memang tidak mau bermusuhan karena umat Islam memegang
prinsip bahwa Islam adalah agama perdamaian dan menghormati orang lain.
Boleh dikata penjajah ibarat tamu yang harus dihormati dan diberi
suguhan hidangan. Namun perlakuan baik bangsa Indonesia disalahgunakan
penjajah dan memanfaatkannya sebagai sumber kehidupan untuk kepentingan
penjajah sendiri. Maka melihat sikap dan perilaku yang keterlaluan itu,
umat Islam menyadari untuk segera bangkit menghadapi penjajah.
Para penjajah bagaimana pun juga harus diusir dari bumi Indonesia. Maka
muncullah orang-orang Islam yang terang-terangan melawan penjajah
seperti Pangeran Diponegoro, Cut Nya’ Din, Imam Bonjol, Fatahillah dan
lainlain. Dalam melawan penjajah umat Islam berperang sebagai mujahid
(pejuang) yang berusaha menegakkan kebenaran melawan nafsu serakah
penjajah, peran ini tampak pada kegiatan peperangan fisik.
Umat Islam juga memerankan politikus yang memperjuangkan hidup melalui
meja politik menghadapi hukum-hukum atau aturan yang dibuat penjajah.
Biasanya peranan ini melalui perundingan-perundingan antara ujmat Islam
dengan penjajah, namun sering peran ini kandas karena ternyata penjajah
berlaku curang dengan melanggar hasil perundingan yang telah disepakati
bersama.
Bagaimanapun juga penjajah yang dirasuki nafsu duniawi yang berlebihan
itu akan menghalalkan berbagai cara untuk memenuhi keinginannya
menguasai bumi dan hasil-hasilnya dari Indonesia. Umat Islam tidak akan
tinggal diam menghadapi mereka. Dan umat Islam telah menunjukkan peran
yang maksimal untruk menghalau mereka agar tidak menjajah lagi di bumi
pertiwi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar