Disamping teori gangguan yang telah dipelajari pada bagian
sebelumnya, pendekatan yang lain yang disebut sebagai metoda variasi
telah lama digunakan untuk menerapkan mekanika kuantum ke dalam berbagai
masalah. Khususnya dalam tahun-tahun terakhir, perkembangan komputer
modern telah memfasilitasi penggunaan yang berharga dari metoda
perhitungan yang didasarkan pada metoda variasi. Dalam bagian ini kita
akan mempelajari metoda variasi. Sekarang, kita memulainya dengan
prinsip variasi.
3.2.1 Prinsip variasi
Sebuah nilai ekspektasi percobaan dengan sebuah fungsi sembarang ? diperkenalkan oleh persamaan berikut.

(3.21)
Nilai ?[?] yang bergantung pada pilihan dari ? tidak lah lebih kecil dari nilai eingen terendah E
0 untuk persamaan eigen
??? =
E? .

(3.22)
Kesamaan dari rumus ini hanya berlaku untuk sebuah kasus khusus di mana ?[?] adalah sebuah fungsi eigen yang berkaitan dengan E
0. Rumus ini yaitu persamaan (3.22) disebut sebagai prinsip variasi.
[Bukti]
? dapat diekspansikan dalam suku-suku dari fungsi eigen {?
i} untuk
?? sebagai ? = sigmaton
ci?i. Perhitungan ?[?]-E
0 dengan cara melakukan mengekspansi ?, menggunakan
???
i =
Ei?i dan juga memperhatikan sifat normalitas dari {?
i}, kita akan mendapatkan
Ketidaksamaan yang terakhir diturunkan dari hal-hal berikut; E
o adalah nilai eigen terendah dan sebuah nilai absolut yang tidak dapat menjadi negatif. Karena {?
i} tidak dapat menjadi nol untuk seluruh kasus yang mungkin dari variabel-varibelnya, kesamaannya memerlukan
ci = 0 untuk seluruh {?
i} dengan energi yang dimiliki E
i lebih besar dari E
0. Ini akan menghasilkan kesimpulan bahwa sebuah nilai yang tidak nol untuk koefisien
ci dalam ekspansi ? dalam suku-suku {?} hanya diijinkan jika E
i = E
0. Hanya dalam kasus ini
??? =
E0? dapat dipenuhi, dan ? menjadi fungsi eigen yang berkaitan dengan nilai eigen E
0. Dengan kondisi yang sama, jika ? adalah sebuah fungsi eigen dari E
0 memenuhi
??? =
E0?, penyebut dari persamaan (3.21) menjadi ??*E
0?
dq = E??*?dq, dan akan memberikan ?[?] = E
0. Karenanya kesamaan akan berlaku hanya jika
??? =
E0?, dalam kasus di mana ? adalah fungsi eigen degan nilai eigen terendah E
0.
Prinsip
variasi memberikan sebuah petunjuk untuk mendapatkan fungsi gelombang
dan nilai eigen untuk keadaan dasar. Untuk maksud ini, ? harus
ditentukan sedemikian rupa hingga nilai ?[?] dengan menggunakan ? dapat
menjadi minimum . Resultan ? adalah fungsi eigen dari nilai eigen
terendah E
0, yang juga fungsi gelombang dari keadaan dasar.
Ini akan memberikan kesimpulan bahwa ? ini akan menghasilkan ?[?] yang
berkaitan dengan keadaan dasar dengan nilai energi E
0.
3.2.2 Metoda variasi dengan menggunakan sebuah pendekatan kombinasi linier (Metoda variasi Ritz)
Sangat sulit untuk menemukan ? dengan meminimalisasi ?[?] dengan dasar prinsip variasi di atas. Untuk berbagai fungsi-fungsi ?
12, ?
3,…, kita perlu untuk menghitung nilai masing-masing dari ?[
?i],
dan kita harus menemukan sebuah fungsi yang memberikan nilai minimum.
Akan tetapi tidaklah mungkin untuk melakukan tes pada seluruh fungsi.
Bahkan jika beberapa kombinasi dari E dan ? memenuhi
??? =
E?,
nilai eigen terendah di antara semuanya tidak perlu merupakan nilai
eigen minimum yang sebenarnya. Karenanya sebuah kompromi dengan beberapa
kali percobaan akan memberikan beberapa kali pengulangan dan dapat
memberikan hasil yang tidak sukses kecuali jika pilihan yang beruntung
dapat dilakukan.
Sekarang kita mencoba untuk melakukan tes pada
fungsi-fungsi yang lebih luas secara lebih efisien. Sebuah kombinasi
linier dari n buah fungsi-fungsi ?
1, ?
2, ?
3,…, ?
n

(3.23)
dapat
digunakan untuk melakukan tes dalam jumlah yang terbatas dari fungsi
coba yang diekspresikan oleh persamaan (3.23), dengan menyatakan bahwa
koefisien ekspansi {
ci} sebagai variabel yang dapat
dirubah dan secara terus-menerus dilakukan variasi. Meskipun terdapat
batasan yang dikarenakan oleh pilihan dari {?
i}, kita dapat memperoleh hasil yang terbaik untuk tes seluruh kombinasi linier yang sembarang dari {?
i} sebagaimana juga tes dengan masing-masing fungsi dari ?
1 hingga ?
n. Dalam cara ini, prinsip variasi digunakan untuk menentukan deret dari {
ci} sedemikian rupa sehingga {
ci}
dapat menuju pada ?[?] yang minimum. Prosedur ini disebut sebagai
metoda variasi dengan menggunakan pendekatan kombinasi linier (metoda
variasi Ritz)
Dengan memasukkan persamaan (3.23) ke dalam definisi dari ?[?] akan menghasilkan persamaan berikut.

(3.24)
Dalam ekspresi ini penjumlahan untuk
i dan
j harus diambil dari 1 hingga n. H
ij dan S
ij adalah elemen dari matriks n x n dan didefinisikan dengan integral berikut.

(3.25)

(3.26)
S
ij disebut sebagai integral tumpang tindih (overlap) antara ?
i dan ?
j.
Berdasarkan prinsip variasi , ?[?] harus dapat diminimalisasi dengan merubah {
ci}, yang merupakan koefisien yang diperkenalkan dalam definisi tentang ?. Karena ci dan
c*i
adalah kompleks konjugat satu dengan yang lainnya, kita mungkin
mengambil satu dari mereka sebagai sebuah variabel independen.
Karenanya, kita akan mendapatkan kondisi untuk ??/?
c*i = 0. Untuk kemudahan, kita dapat menulis ulang persamaan (3.24) sebagai

(3.27)
Diferensiasi pada kedua sisi dari persamaan ini terhadap
c*i akan memberikan

(3.28)
Dengan menggunakan kondisi ??/?
c*i = 0, kita mendapatkan

(3.29)
Ekspresi ini adalah sebuah himpunan dari persamaan simultan untuk {
cj} yang juga sama dengan persamaan (3.16) yang terdapat dalam bagian sebelumnya.
Jika seluruh koefisien dari c
1 hingga c
n
adalah nol, maka mereka akan memenuhi persamaan (3.29). Akan tetapi,
himpunan dari solusi-solusi ini akan menghasilkan sebuah identitas yaitu
? = 0, yang secara fisik tidak memiliki arti. Dalam usaha untuk
memperoleh solusi yang tidak trivial, yang lain dari solusi dengan
seluruh {
cj} sama dengan nol, deteminan berikut haruslah sama dengan nol.

(3.30)
Elemen
ij dari A
ij dalam determinan ini diturunkan dari koefisien (
Hij ? ?Sij) =
Aij
dalam persamaan simultan (3.29). Persamaan (3.30) adalah sebuah
persamaan aljabar dengan orde n untuk ?, dan disebut sebagai persamaan
sekular. Persamaan sekular diekspresikan secara sederhana sebagai [
Hij ? ?Sij] = 0, yang mana hanya elemen
ij yang ditulis antara sebuah pasangan dari tiang vertikal.
?1, ?2,…,?n(
?i ? ?i +1) adalah
n buah solusi dari persamaan ini dan memberikan perkiraan atas nilai eigen energi. Nilai eigen terendah
?1
adalah pendekatan terbaik dari energi keadaan dasar yang sebenarnya
dalam jangkauan yang dimungkinkan oleh kombinasi linier untuk ? dalam
persamaan (3.23). Sebagai perbandingan dengan nilai eigen yang
sebenarnya dari energi yang terendah
E1, E1,…, nilai eigen yang diperoleh dengan metoda variasi Ritz memenuhi hubungan berikut.

(3.31)
Karenanya ?
k (
k ? 2) adalah sebuah nilai energi pendekatan untuk keadaan tereksitasi ke-k.
Fungsi gelombang {?
k} berhubungan dengan nilai eigen energi pendekatan {?
k} dan dapat diperoleh dengan memasukkan ?
k ke dalam persamaan simultan (3.29), diikuti dengan mendapatkan {c
j}. Harus dicatat di sini bahwa kondisi normalisasi akan memberikan persamaan berikut yang harus dipenuhi untuk {c
j}

(3.32)
Contoh 3.2 Hitunglah nilai energi pendekatan dan fungsi gelombang dengan menerapkan metoda variasi Ritz pada ? =
c1?
1 +
c1?
1, dengan dilengkapi bahwa H
11 = -12 eV, H
22 = -6 eV, H
12 = H
21 = -4 eV, S
11 = S
22 = 1, S
12 = S
21 = 0.
(Jawaban) Dengan mengunakan kondisi yang diberikan, persamaan sekular diekspresikan oleh
Solusi terendah memberikan energi keadaan dasar ?
1 = -14 eV, dan energi yang lebih tinggi berkaitan dengan keadaan energi tereksitasi ?
2 = -4eV.
Fungsi
gelombang ? dapat diperoleh dengan cara berikut. Dengan menerapkan
kondisi yang diberikan untuk kondisi normalisasi pada persamaan (3.32).

(1)
Persamaan simultan (3.29) untuk koefisien c
1, c
2 memberikan

(2)
Dengan memasukkan nilai-nilai untuk H
11, H
12 dan ?
1 ke dalam persamaan ini (2) akan memberikan
Ini akan menghasilkan c1 = 2c2, dan kemudian persamaan (1) memberikan c
1 = 2?5, c
2 = 1? 5. Dengan demikian kita mendapatkan keadaan dasar fungsi gelombang.
Berikutnya, memasukkan ?
2 ke dalam ? dalam persamaan (2) akan memberikan
Ini akan menghasilkan 2c
1 = -c
2, dan kemudian persamaan (1) memberikan c
1 = 1?5, c
2 = -2?5. Dengan demikian kita mendapatkan fungsi gelombang keadaan tereksitasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar